Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
1. Narasi
2. Deskripsi
3. Eksposisi
4. Argumentasi
5. Persuasi
Macam-macam karangan, ciri-ciri dan contoh!
1. Narasi
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Ciri-ciri narasi:
Menurut Keraf (2000:136)
- Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
- Dirangkai dalam urutan waktu.
- Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
- Ada konfiks.
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis.
Contoh narasi adalah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, dan autobiografi.
2. Deskripsi
berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
- menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
- penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
- membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
3. Eksposisi
Eksposisi
merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu
sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat
ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil
pengamatan, penelitian atau pengalaman.
Paragraf Eksposisi tidak selalu terbagi
atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup.
Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan yang hendak
dicapai.
ciri-ciri karangan eksposisi, antara lain adalah :
- berusaha menjelaskan tentang sesuatu
- gaya tulisan bersifat informatif
- fakta dipakai sebagai alat kontribusi
- fakta dipakai sebagai alat konkritasi
4. Argumentasi karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembbaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri Argumentasi: - Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.- Pembuktian dilengkapi dengandata, fakta, grafik, tabel, dan gambar. - Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
Contoh argumentasi adalah tulisan ilmiah.
5. Persuasi karangan yang bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti atau contoh konkrit.
Ciri-ciri persuasi:
a. Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
b. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
c. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan atara penulis dan pembaca.
d. Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh persuasi adalah pidato, iklan, selebaran.
Perbedaan karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisaan yang baik dan benar. Karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya.kebenaran dala karangan ilmiah itu adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan dan buka kebenaran yang normatif
Ciri-ciri Karangan ilmiah:
a. Menyajikan fakta objektif secara sistematis.
b. Pernyataannta cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak membuat terkaan.
c. Penulisnya tidak mengejar keuntungan pribadi.
d. Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural.
Lazimnya, makalah dibuat melaluikedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja ) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana(S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu oleh dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Tesis merupakan jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar dotor (ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (s3) telah mempertahankan disertasi dihadapa Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing.
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis.
Karangan Non Ilmiah
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
b. Fakta yang disimpulkan objektif
c. Gay abahasa konotatif dan populer
d. Tidak memuat hipotesis
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah
f. Bersifat imajinatif
a. Cerpen : Suatu prosa naratif fiktif
b. Novel : Prosa yang mengungkapkan cerita kehidupan seseorang dengan orang lain disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat.Contoh (cerita hantu jeruk perut karya Yennie Hardieidjaja dan synopsis telenevola Maria Mercedes).
c. Artikel : Karangan yang bersifat fakta dan seara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan melalui koran, majalah, buku, dan sebagainya.
Kriteria Metode Ilmiah
Penelitian dianggap sebagai kegiatan ilmiah lantaran memakai metode keilmuan, yaitu merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris, pendekatan rasional mengedepankan kerangka pemikiran yang koheren serta logis, sementara pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian didalam memastikan suatu kebenaran.(Menurut Ahmad Syafi’i mufid),
Metode ilmiah ialah suatu usaha untuk mencari jawaban mengenai fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian yang sistematis
Supaya suatu metode yang dipakai dalam hal penelitian disebut sebagai metode ilmiah, maka metode tersebut harus memiliki kriteria sebagai berikut ini:
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan ataupun penjelasan-penjelasan yang ingin diperoleh dalam hal penelitian, baik yang akan dikumpulkan lalu kemudian dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta serta data yang nyata. Janganlah penemuan dan pembuktian itu didasar-kan pada daya khayal dan kira-kira ataupun legenda-legenda maupun kegiatan yang sejenis itu.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus memiliki sifat bebas dari prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif. Mennggunakan suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberikan arti terhadap fenomena yang sangat kompleks, haruslah menggunakan prinsip analisa. Seluruh masalah harus dicari sebab-musababnya serta cara pemecahannya dengan memakai analisa yang masuk akal , Fakta yang mendukung jangan dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibikin deskripsinya saja. Akan Tetapi seluruh kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti itu harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk memecahkan suatu persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang hendak dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran secara tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran sang peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang memang objektif. Ukuran tidak boleh didapat hanya berdasarkan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibikin secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang sadar.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran yang besifat kuantitatif yang biasa harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus senantiasa digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan memakai ukuran nominal, ranking dan rating.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ilmiah sebgai berikut
1.Memilih dan mendefinisikan masalah
2.survey pada data yang tersedia
3.Mempormulasikan hipotesis
4.memnbangun kerangka analisis
5.mengumpulkan data primer
6.Mengolah,menganalisis dan membuat interpretasi (penapsiran)
7.membuat generelasi atau membuat kesimpulan
8.membuat laporan dari penelitian
Langkah-langkah diatas dilakukan untuk mencapai atau memperoleh jawaban-jawaban dari berbagai objek penelitian yang kita teliti, supaya hasil jawaban itu bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuwan berlandasakan prosedur yang sudah disepakati oleh para peneliti,meskipun nanti jawaban yang diperoleh bisa diterima dan dimanfaatkan atau dipergunakan, atau di tolak maka penolakan hasil dari sebuah penelitian harus dibantah dengan berdasrkan pada langkah-langkah penelitian juga.
Menurut para ilmuwan bahwa agama juga merupakan bagian objek kajian atau penelitian karena merupakan kehidupan sosial kultural,jadi penelitian agama itu bukanlah meneliti tentang hakikat agama dalam arti wahyu melainkan meneliti manusia yang menghayati, dan meyakini serta memperoleh pengaruh dari agama. Dengan memakai ungkapan lain penelitian agama bukan meneliti mengenai kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau realitas sosio-kurtural.
sumber : parkshinheru.blogspot.com/2013/04/karangan.html, http://rachman-mzr.blogspot.com/2013/04/karangan-dan-perbedaan-karya-ilmiah-dan.html , http://huzaeniridwan.blogspot.com/2014/02/kriteria-metode-ilmiah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar